By: Lucky Angga (Skolarist/Running Enthusiast)

"Maaf ya coach" kalimat itu yg terlontar pertama kali saat dijemput kuch kesayangan di kilometer terakhir full marathon pertama saya di Tahura Trail Run 2020.
Bukan tak beralasan kalimat itu terlontar, karena saat itu saya yakin saya telah melewati COT yg ditentukan, dan saya harus siap dgn kekecewaan terbesar sy tidak bisa mencapai target yg sy janjikan utk finish under COT.
Tepat 4 hari sebelum race day sy terkena demam tinggi krn radang di tenggorokan ditambah dg buang2 air semalam sebelum berangkat ke Bandung.
Pagi hari race sy memutuskan untuk berada di belakang garis start walaupun teman2 Skolari sangat mengkhawatirkan sy setelah tahu sy masih demam. Namun setelah mengikuti training plan TAHURA yg diadakan Skolari dan dibimbing langsung oleh Coach Valast & para assistant coaches sy yakin akan kemampuan fisik sy.
Jangan anggap remeh semua race yg akan dilakukan, semua ada resikonya. Race kali ini sy akui yg terberat yg pernah lalui sejauh ini. Selain jarak yg bukan kaleng2, trek & guyuran hujan membuat beberapa pelari memutuskan DNF di kilometer2 awal beberapa di antaranya akibat cedera.
Bagi sy sendiri.... adalah sebuah pertarungan mental & fisik, dimulai di KM 10 kaki sy kram setelah uphill panjang sejak start dan disusul downhill tajam di km 8 hingga 10
Sempat berfikir untuk DNF, tapi yg terngiang dlm benak sy  ucapan dari coach "trust your training" sehingga sy memutuskan untuk melanjutkan race tersebut.
Cuaca hujan memperburuk trek sehingga sulit dilalui, melalui jalan setapak di hutan seorang diri sy sempat putus asa dimana lumpur menghadang di tanjakan di saat kaki mencoba memanjat dua langkah namun kembali merosot lima langkah ke belakang. Ingin rasanya menjerit & menangis serta menyerah krn tenaga sy sdh terkuras banyak, namun sy teringat teman2 seperjuangan di Skolari yg begitu banyak memberikan dukungan sebelum sy race. Sy tidak mau mengecewakan mereka kemudian sy putusan untuk lanjut walaupun saat itu kaki yg satu mulai kram.
Setelah bergelut dg alam di km 20an, menemukan jalan aspal di km 30 seperti Oase bagi sy untuk push to my limit agar bisa finish di bawah COT kalau tidak sy bakal mengecewakan para Coaches & temen2 seperjuangan..... sy harus minta maaf pd semuanya pikir sy saat itu.
Setelah disambut Coach Adrie & kang Aade di KM 40 serta dijemput Coach Valast & Om Icak di KM terakhir adrenalin saya kembali naik semangat kembali mencapai garis finish menyelesaikan apa yg sudah saya mulai 10 jam lalu tadi pagi.
50 meter menuju finish ditemani coach Valast sekilas sy lihat timer di garis finish menunjukkan angka 9:45 berarti 15 menit menuju COT.... Allohu akbar... dada sy membuncah... diikuti dg teriakan sambutan dari teman-teman seperjuangan... emosi sy meluap seiring melangkah garis finish & pecah tangisan sy disambut oleh kepala sekolah Skolari serta para skolarist....kami pun saling merangkul mengukuhkan dukungan dan meluapkan kegembiraan. Terima kasih semua atas dukungan & cintanya sehingga sy bisa masuk garis finish dg selamat... Alhamdulillah
Terlepas dari itu dalam kesempatan ini izinkan saya tetap memohon maaf kepada semua skolarist karena sempat membuat mereka khawatir, dan khususnya mohon maaf kepada tim Coaches krn saya belum bisa memberikan catatan waktu yg terbaik, insya alloh sy akan berusaha lebih keras lagi di race2 berikutnya. "Trust your training and never give up"